Penulis : Indra Akuntono | Sabtu, 10 November 2012 | 13:42 WIB
Photo: KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Photo: KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Wakil Lurah Tanah Tinggi, Ratmo, menunjukkan sebagian Kartu
Jakarta Sehat (KJS) milik warganya di Kantor Kelurahan Tanah Tinggi,
Senen, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2012). Hari ini, sebanyak 503 KJS
untuk warga miskin di kelurahan tersebut siap dibagikan.
JAKARTA, KOMPAS.com — Kartu Jakarta Sehat telah resmi diluncurkan. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo secara langsung membagikan kartu itu kepada warga di Kelurahan Pedemangan Timur,
Jakarta Pusat, Sabtu (10/11/2012). Di hari peluncuran, para warga
sangat antusias menunggu giliran mendapatkan kartu sekaligus menjadikan
momen langka tersebut untuk bertemu gubernurnya.
"Semuanya dapat. Kalau mau yang kaya juga bisa, asal enggak malu,"
Jokowi menjamin bahwa semua warga Ibu Kota akan memperoleh kartu
sehat. Namun di sisi lain, ia sempat melontarkan sindiran bahwa kartu
ini dikhususkan untuk warga Jakarta yang berasal dari golongan ekonomi
lemah. "Semuanya dapat. Kalau mau yang kaya juga bisa, asal enggak malu," kata Jokowi saat memberikan kartu sehat kepada warga Kelurahan Pademangan Timur, Jakarta Pusat.
Sindiran
mantan Wali Kota Solo itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, bila ditilik
dari pemanfaatannya, kartu sehat memang hanya untuk warga miskin.
Logikanya, tak ada orang mampu yang ingin berobat ke puskesmas atau
dirujuk untuk rawat inap kelas III di rumah sakit.
Sampai akhir
tahun 2012, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan memberikan 3.000 kartu
sehat. Selanjutnya, kartu akan diberikan secara bertahap sesuai angka
yang ditargetkan, yakni 4,7 juta warga Jakarta.
Dengan
kartu ini, warga DKI dimungkinkan berobat gratis di semua puskesmas di
Jakarta, dan bebas biaya rawat inap kelas III di 88 rumah sakit yang
menyepakati kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta.
Warga dapat mendaftarkan diri melalui puskesmas dengan membawa KTP dan
kartu keluarga untuk mendapatkan kartu sehat ini.
Editor :
A. Wisnubrata