Terima Kasih Anda Sudah Berkunjung di Samsudin Punya Blog

Layanan Web Bagi Pera Pencari Berita di Dunia Internet. PAMU SIDA - Apa Yang Kamu Mau di Sini Ada

untuk sementara website ini akan diperbaiki

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

NIKMAT DARI KEBESARAN ALLAH

Inilah Dia, Salah Satu dari Sekian Banyak Nikmat Allah yang diberikan Kepada Manusia. Gunung - gunung penyeimbang Bumi - Pemandangan Tiada tara

untuk sementara website ini akan diperbaiki

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

untuk sementara website ini akan diperbaiki

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

untuk sementara website ini akan diperbaiki

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Jumat, 23 November 2012

Gallery Photo Upload


alamat Gambar
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdCXGj1jZEHrlGItls1R44y1WZwoUdcNhyphenhyphenuzVQ9RLJFsZWW3I-NYfT4lG9dwSC6S3LtRxbMx9ynUmCmbnnjMfkbqvW2tr3mSfeK61yZzx-TlhlJt5AyxmXVSghUfevVtadOn5eirMwvxA/s1600/images.jpg

Rabu, 21 November 2012

Perbedaan Jenis Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Layur Dengan Pancing Ulur di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek [Skripsi]


TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Layur
Klasifikasi ikan layur
Menurut Bal dan Rao (1990) yang diacu oleh Rachmawati (2004) ikan layur dikelompokkan dalam hjairtail dan cutclas dimana ikan layur termasuk dalam jenis ikan peredator, karnivor dan cenderung kanibal. Ikan layur (Trichiurus sp) menurut taksonominya diklasifikasikan sebagai berikut (saanin, 1984 diacu dalam Rachmawati 2004)
Filum: Chordata
Subfilum: Vertebrata
Kelas: Pisces
Sub kelas: Teleostei
Ordo: Perchomorphi
Sub Ordo: Scomroidea
Famili: Trichiuridae
Genus: Trichiurus
Nama Indonesia: Layur

Ciri – ciri morfologi ikan laytur (Trichiurus sp)
Ikan layur mempunyai tubuh yang panjang dan pipih sedangkan ekornya seperti cambuk. Kulit tidak berisik, warna tubuh perak, dengan sedikit kekuning – kuningan. Ikan layur tidak mempunyai sirip perut sedangkan sirip dubur terdiri dari sebaris duri – duri kecil yang mudah lepas. Rahang bawah pada ikan layur lebih panjang dari pada rahang atas. Mulut lebar dan kedua rahangnya bergigi kuat dan tajam. Ikan ini bersifat karnivora (Nontji, 1987 diacu dalam Rachmawati 2004).

Habitat dan tingkah laku ikan layur
Menurut Badrudin (1998) yang diacu dalam Rachmawati, perairan Laut Jawa terdiri atas 100 jenis ikan demersal. Salah satu jenis ikan demersal tersebut adalah ikan layur. Ikan layur pada umumnya hidup di daerah perairan dalam dan berlumpur.
Juvenil dan ikan layur dewasa mempunyai kebiasaan yang berlawanan dalam bermigrasi vertikal untuk mencari makan. Juvenil dan ikan layur muda membentuk suatu scooling pada kedalaman 100 meter sampai kedasar perairan pada waktu siang hari. sedangkan pada malam hari, ikan layur lebih dekat dengan permukaan air untuk mencari makanan berupa plankton. Ikan layur yang sudah dewasa akan mencari makan pada siang hari didekat permukaan seperti ikan pelagis kecil. Ikan layur yang sudah dewasa juga akan bermigrasi kedasar pada saat malam hari (Shiokawa 1988 diacu dalam Rachmawati 2004)

Penyebaran Ikan Layur
Menurut Ayodhyoa dan Diniah 1989 yang diacu dalam Rachmawati 2004 penyebaran ikan layur meliputi Perairan Pantai Indonesia, Teluk Benggla, Teluk Siam, Sepanjang pantai laut Cina selatan, Philipina dan Pantai Utara Australia. Panjang ikan layur dapat mencapai 80 cm dan panjang maksimum 100 cm (Ayodhyoa dan Diniah 1989). Sedangkan menurut Burhanudin (1984) jenis ikan Layur yang biasa tertangkap terdiri atas dua jenis yaitu Trichiurus humela dengan panjang hingga 110 cm dan Trichiurus savala dengan panjang hingga 100 cm.
Menurut Nontji (1987) di Indonesia terdapat enam jenis ikan layur. Jenis ikan layur yang banyak terdapat diperairan pantai utara jawa yaitu jenis Trichiurus haumela.

Pancing Ulur
Deskripsi
Pencing ulur merupakan jenis pancing yang banyak dikenal banyak oleh nelayan di Indonesia. Pancing ulur terdiri dari dua komponen utama yaitu tali dan mata pancing. Tali pancing biasanya terdiri dari benang katun, nilon, polyetilen dan plastik atau senar. Sedangkan mata pancing terbuat dari kawat baja, atau kuningan atau bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat mata pancing. Menurut Subandi dan Barus pancing ulur merupakan salah satu bentuk alat tangkap yang umum digunakan oleh nelayan, khususnya nelayan kecil. Alat tangkap pancing ulur terdiri atas beberapa komponen yaitu tali, mata pancing dan pemberat.
Menurut Martasuganda dan monintja  (1991) konstruksi dan sistem penangkapan pancing ulur diseesuaikan dengan ikan tujuan penangkapan, fishing ground, kondisi perairan dan musim. Von Brandt (1984) mengklasifikasikan pancing ulur kedalam fishing line yang menggunakan satu atau baberapa mata pancing.


Pengoperasian Pancing Ulur
Menurut Ayodhya (1981) pengoperasian pancing ulur dengan memasang umpan pada mata pancing yang telah diberi tali dan menenggelamkannya kedalam air. Saat umpan dimakan, maka mata pancing akan tersangkut pada mulut ikan dan pancing ditarik ke perahu. Lokasi pengoperasian pancing ulur dapat dilakukan disemua perairan (Subani dan Barus 1989)

Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan ikan dari pancing ulur ditempat dimana pada wilayah tersebut diduga terdapat ikan (Ayodhyoa 1981). Pengoperasian pancing ulur  dapat dikatakan bersifat komersial apabila mempenyuai pengetahuan tentang daerah penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan berpengaruh terhadap bentuk, jenis dan ukuran alat tangkap pancing ulur.
Menurut Gunarso (1985) yang penting untuk diketahui dari daerah penangkapan ikan terutama penyebaran ikan yaitu;
1.       Keberadaan ikan
2.       Waktu kemunculan ikan
3.       Faktor – faktor yang menyebabkan ikan berkumpul pada daerah penangkapan ikan.
4.       Keberadaan ikan di tempat tersebut bersifat tetap, sementara atau hanya beruaya.
5.       Aktivitas ikan ditempat daerah penangkapan ikan, seperti mencari makan, memijah, tempat bermain, membuat sarang
6.       Reaksi ikan terhadap berbagai tenaga atau faktor alami yang ada di daerah penangkapan ikan seperti arus, gelombang

Umpan
Penggunaan umpan disesuaikan dengan kesukaan ikan, sasaran dan mempertimbangkan kemampuan ikan mendeteksi ikan karena ikan pada umumnya mendeteksi adanya makanan melalui reseptor yang dimilikinya dan hal ini bergantunng pada jenis reseptor tertentu yang mendominasi pada jenis ikan tersebut (Gunarso 1985).
Menurut Djatikusumo diacu oleh Urbinas (2000) bebrapa persyaratan umpan yang baik yaitu;
1.       Tahan lama artinya umpan tersebut tidak mudah mengalami pembusukan
2.       Mempunyai warna yang mengkilat artinya warna umpan dapat mengikat ikan untuk memakan umpan sehingga tujuan penangkapan ikan menjadi optimal
3.       Mempunyai bau yang spesifik yang dapat merangsang ikan sasaran tangkapan
4.       Harganya terjangkau
5.       Mempunyai ukuran yang memadai
6.       Disenangi oleh ikan yang menjadi tujuan penangkapan

Daftar Pustaka
Ayodhyoa. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Diktat Kuliah (tidak dipublikasikan).

Ayodhyoa dan Diniah. 1989. Handbook Perikanan Indonesia. Diktat Kuliah (tidak dipublikasikan. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hal: 39

Badrudin, M., Gornal. H, B. Iskandar P, P. Raharjo dan R. Basuki. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia, Jakarta: Komisi Nasional Pengkajian Stok Ikan Laut. LIPi. Hal: 139 – 154.

Bal, D.V. and K.V. Rao. 1990. Marine Fisheries of India. New Delhi: McGraw Hill Publishing Company Limited. 475 pp.

Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan Dalam Hubungannya Dengan Alat, Metode, dan Taktik Penangkapan. Diktat Mata Kuliah (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. 149 hal.

Monintja, R.D., dan S. Martasuganda. 1991. Diktat Kuliah Teknologi Penangkapan Ikan (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hal: 1-3

Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan. 368 hal.

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi 1. Bogor: Bina Cipta. 255 hal.

Subani, W. Dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan ikan dan Udang Laut di Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut No. 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. BPPL. Jakarta. 248 hal.

Urbinas, M.P. 2000. Pengaruh ukuran Umpan Buatan Terhadap komposisi Hasil Tangkapan Pada Pencing Tonda di Perairan Sorong, Papua [Skripsi] (tidak dipublikasikan). Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Pemanfaatan sumberdaya Perikanan. Hal 9-10

Von Brandt, A. 1984. Fish Catching Methods of World. England: FAO Fishing News Books. Ltd. Farnham, Jursey. Page: 80-82

Rochmawati. 2004. Perbedaan Jenis Umpan Terhadap Hasil Tangkapan Layur Dengan Pancing Ulur di Perairan Prigi Kabupaten Trenggalek [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Download File di bawah ini

Senin, 19 November 2012

Administration for Operation (ADO) and 10 jobs




From: cs-id@jobsdbalert.co.id
Date: Sun, 18 Nov 2012 12:55:05 +0800
Subject: Administration for Operation (ADO) and 10 jobs

Job Alert Email
JobsDB.com
Hi Samsudin Mustofa,
It's 18 Nov. We have 10 new jobs matching Job Alert.
ADMINISTRATION for OPERATION (ADO)
PT. PERINTIS PELAYANAN PARIPURNA (CENTURY HEALHTCARE), DKI Jakarta

Wanita, maks. 25 tahun
Min. D3 Marketing / Manajemen
Terbuka untuk fresh graduate.
CUSTOMER RELATION for OPERATION (CRO) - JAKARTA
PT. PERINTIS PELAYANAN PARIPURNA (CENTURY HEALHTCARE), DKI Jakarta

Wanita, maks. 26 tahun,
D3 / S1 jurusan Komunikasi & Management,
Terbuka bagi fresh graduate
 

Free Download Windows 8 Final Professional 32 Bit, 64 Bit Full Version With Keygen + Serial




Date: Sun, 18 Nov 2012 11:21:28 +0000
Subject: Haramain Software | Free Download Software, Theme, Game, etc Full Version


Download Windows 8 Final Professional 32 Bit dan 64 Bit Full Version With Keygen + Serial
Posted: 17 Nov 2012 09:56 PM PST
Windows 8 Pro Final. Seperti janji saya sebelumnya dan berhubung banyak sahabat haramain software yang menginginkan windows 8 final dan pada postingan sebelumnya sudah saya share windows 8 activator all windows 8 100% Working, sekarang saya akan share windows 8 professional final 32 bit dan 64 bit full version with keygen + Serial.
Windows 8 professional yang saya bagikan ini sudah banyak yang mencoba dan yang saya bagikan ini adalah file torrent yang akan memudahkan sahabat haramain software untuk mendownload tampa takut resiko tidak bisa di resume.
Saya juga akan menjelaskan cara membuat menjadi full version agar sahabat haramain software tidak menjadi pusing.

Screenshoot :


Bagi yang ingin download file torrentnya silahkan download pada link dibawah ini.



Cara download menggunakan torrent bisa baca disini.
Nanti ketika mendownload menggunakan torrent akan terlihat kapasitas aslinya yaitu windows 8 pro final 32 bit 2,45 Gb dan yang 64 Bit 3,4 Gb.
Keuntungan mendownload menggunakan torrent adalah sahabat HS bisa meresume kapan saja tanpa takut akan eror, Torrent juga Ketika mendownload tidak kalah dengan IDM.

Cara Menjadikan Windows 8 Pro Final  Genuine ( Full Version )
  1. Klik kanan di START, pilih Command Prompt (ADMIN).
  2. Ketik slmgr.vbs -ipk NG4HW-VH26C-733KW-K6F98-J8CK4, lalu enter.
  3. Ketik lagi slmgr.vbs -skms kms.dant.net.ru, enter.
  4. ketik lagi slmgr.vbs -ato
  5. Enter. Lalu restart PC anda.
  6. Selamat, Windows 8 Pro Anda sudah Genuine atau Full Version
 Untuk License Key bisa gunakan salah satu yang ada dibawah ini

XKY4K-2NRWR-8F6P2-448RF-CRYQH
NG4HW-VH26C-733KW-K6F98-J8CK4
RR3BN-3YY9P-9D7FC-7J4YF-QGJXW

Jika cara diatas masih ada yang tidak bisa, gunakan Windows 8 Activator All windows 8 untuk membuat menjadi genuine. Untuk mendownload activator tersebut, bisa download disini

Minggu, 18 November 2012

Pola Interaksi Stakeholder Perikanan Tangkap Pada Komunitas Nelayan Pancing Layur Di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Latar Belakang
 
Saat ini banyak program pemberdayaan yang mengklaim sebagai program yang berdasar kepada keinginan dan kebutuhan masyarakat (bottom up), tapi ironisnya masyarakat tetap saja tidak merasa memiliki akan program-program tersebut, sebagai akibatnya banyak program yang hanya seumur masa proyek dan berakhir tanpa dampak berarti bagi kehidupan masyarakat. Pertanyaan kemudian muncul apakah konsep pemberdayaannya yang salah atau pemberdayaan dijadikan alat untuk mencapai tujuan tertentu dari segolongan orang (Syarief, 2008). Sudah banyak usaha-usaha yang digulirkan baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam meningkatkan pembangunan perikanan. Namun, usaha-usaha yang dilakukan tersebut seolah tidak memberikan dampak yang berarti khususnya bagi nelayan sebagai pelaku terdepan dalam sektor perikanan. 

Tidak optimalnya pengaturan sektor perikanan (oleh pemerintah) dan adanya sejumlah kedudukan serta peranan yang berbeda dalam masyarakat telah melahirkan kelembagaan-kelembagaan yang diprakarsai oleh kelompok elit yang ada di masyarakat. Dalam sosiologi, kelompok elit tersebut didefinisikan sebagai anggota suatu kelompok kecil dalam masyarakat yang tergolong disegani, dihormati, kaya, serta berkuasa. Menurut Usman dalam Tonny (2005), mereka adalah kelompok minoritas superior yang posisinya berada pada puncak strata, memiliki kemampuan untuk mengendalikan aktifitas perekonomian dan sangat dominan untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan. 

Ptentang kelahiran kelompok elit dalam masyarakat biasa dihubungkan dengan dua pendapat. Pendapat pertama adalah yang percaya bahwa kelompok ini lahir dari proses alami, mereka adalah orang-orang terpilih yang oleh Tuhan dikarunia kepandaian, kemampuan, dan keterampilan lebih tinggi dalam mengatasi atau memecahkan persoalan hidup. Mereka memiliki kapasitas personal yang lebih potensial daripada massa. Pendapat kedua adalah yang percaya bahwa kelompok elit lahir akibat dari kompleksitas organisasi sosial.

Keberadaan kelembagaan-kelembagaan informal ini telah mengambil alih peran dari beberapa lembaga formal di masyarakat. Secara fungsional keberadaan kelembagaan informal ini sangat dibutuhkan dalam menjembatani antara kemauan pemerintah dan kepentingan masyarakat dalam memacu gerak pembangunan di negara sedang berkembang manakala fungsi dari lembaga formal tidak berjalan dengan optimal. Namun, masalah baru akan timbul ketika terjadi konflik sosial antara kelompok elit dan pemerintah. Eratnya interaksi sosial yang terjalin antara nelayan dengan berbagai stakeholder menjadikan kelembagaan informal ini memiliki kekuasaan yang lebih terhadap nelayan dibandingkan pemerintah, dalam hal ini pemerintah diwakili oleh lembaga formal.
 
Selama interaksi yang terjalin antara nelayan dengan kelembagaan informal ini saling menguntungkan, tidak akan timbul masalah. Namun yang dikhawatirkan adalah terjadinya monopoli kekuasaan oleh kelompok elit terhadap nelayan melalui mekanisme pranata sosial. Prasodjo dalam Tonny (2003) mengartikan sebagai kelembagaan sosial yang dimanfaatkan untuk mempertahankan sistem stratifikasi sosial (dapat berupa politik, kelembagaan ekonomi seperti hak kepemilikan terhadap barang dan usaha, kelembagaan agama, pendidikan, militer, kekerabatan, dan lain-lain).
 
Guna memahami interaksi antar stakeholder perikanan tangkap, penelitian telah dilakukan di Cisolok. Kawasan PPI Cisolok memiliki karakteristik yang unik : PPI Cisolok merupakan kawasan sektor perikanan yang kedepannya akan menggantikan fungsi PPN Palabuhanratu bagi kapal-kapal berukuran 30 GT ke bawah. Namun kondisi perikanan yang ada sangat memprihatinkan banyak nelayannya di PPI Cisolok yang memilih untuk bekerjasama dengan kelembagaan-kelembagaan informal dalam melakukan aktifitasnya. Hal ini menarik untuk dikaji karena disana peran dari beberapa lembaga formal mulai tergantikan.

Daftar Pustaka;
Tonny, F. 2005. Sosiologi Umum. Bogor. Fakultas Ekologi Manusia IPB. (Modul Praktikum)
Syarief, E. 2008. Pembangunan Kelautan Dalam Konteks Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. //http.bappenas.go.id.

Sumber artikel:
Zasuli. 2009.
Pola Interaksi Stakeholder Perikanan Tangkap Pada Komunitas Nelayan Pancing Layur Di Kawasan Pangkalan Pendaratan Ikan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat
[SKRIPSI]. Bogor: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor