Selasa, 27 November 2012

MANAJEMEN PENGEMBANGAN PPI BANYUTOWO DALAM UPAYA MENINGKATKAN PAD KABUPATEN PATI

Tesis "File Lengkap silahkan Download"

MOCHAMMAD DJOKO SINGGIH MULJONO
K4A 001 019

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
2.1.1. Fasilitas Pokok
2.1.2. Fasilitas Fungsional
2.1.3. Fasilitas Penunjang
2.2. Fungsi dan Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
2.3. Sistem Pelelangan Ikan
2.4. Strategi Pengembangan
2.5. Otonomi Daerah
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
3.2. Metode Pengumpulan Data
3.3. Metode Analisa Data
3.3.1. Analisa Indeks Relatif Nilai Produksi
3.3.2. Analisis: Produksi, Nilai Produksi, Kunjungan Kapal dan Kebutuhan BBM
3.3.3. Analisis Proyeksi
3.3.4. Analisis SWOT
3.3.5. Waktu dan Tempat
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum
4.1.1. Letak dan Luas Wilayah Desa Banyutowo
4.1.2. Kependudukan
4.1.3. Administrasi Pemerintahan
4.1.4. Pendidikan
4.1.5. Transportasi dan Komunikasi
4.1.6. Agama
4.1.7. Perekonomian
4.2. Analisis PPI Banyutowo
4.2.1. Analisis Kelengkapan Fasilitas Sarana dan Prasarana PPI Banyutowo
4.2.2. Kondisi Sarana dan Prasarana
4.2.3. Fungsi Sarana dan Prasarana
4.2.4. Analisis Produksi Ikan di PPI Banyutowo
4.2.5. Analisis Estimasi Produksi Ikan di PPI Banyutowo
4.2.6. Analisis Nilai Produksi dan Hasil Retribusi Lelang 0,95%
4.2.7. Analisis Estimasi Nilai Produksi dan Hasil Retribusi Lelang 0,95%
4.2.7.1 Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Pati dari Sub Sektor Perikanan
4.2.8. Analisis Indeks Relatif
4.2.9. Analisis Kunjungan Kapal di PPI Banyutowo tahun 1999 – 2003
4.2.10. Analisis Estimasi Kunjungan Kapal di PPI Banyutowo
4.2.11. Analisis Kebutuhan BBM
4.2.12. Analisis Estimasi Kebutuhan BBM
4.3. Hasil Analisis PPI Banyutowo
4.3.1. Faktor Internal
4.3.1.1. Kekuatan dari Faktor Internal
4.3.1.2. Kelemahan dari Faktor Internal
4.3.2. Faktor Eksternal
4.3.2.1. Peluang dari Faktor Eksternal
4.3.2.2. Ancaman dari Faktor Eksternal
4.3.3. Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
4.3.4. Pembobotan
4.3.5. Pemberian Rating
4.3.6. Penentuan Attractive Score
4.4. Analisis SWOT PPI Banyutowo
4.5. Matriks QSP
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor. Judul Halaman
1. Komposisi Jumlah Penduduk menurut Umur …………… ………… 36
2. Komposisi Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian……..…… 37
3. Jumlah Sarana Pendidikan dan Tenaga Pengajar ……….. ………… 39
4. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan ……………………………. 39
5. Kondisi Sarana dan Prasarana PPI Banyutowo …………………….. 44
6. Fungsi Sarana dan Prasarana PPI Banyutowo
menurut Persepsi Masyarakat …………………………………….. 46
7. Produksi Ikan di PPI Banyutowo tahun 1999 – 2003 …………….. 48
8. Estimasi Produksi Ikan di PPI Banyutowo ………………………… 50
9. Analisis Nilai Produksi dan Hasil Retribusi Lelang 0,95% ……..… 52
10. Analisis Estimasi Nilai Produksi dan Hasil Retribusi Lelang 0,95% .. 52
11. Sumber Pendapatan Asli Daerah dari Sub Sektor Perikanan ….……. 53
12. Analisis Indeks Relatif Nilai Produksi Ikan di PPI Banyutowo
Tahun 1999 – 2003 ............................................................................ 54
13. Analisis Kunjungan Kapal di PPI Banyutowo
tahun 1999 – 2003 …………………………..……………………... 55
14. Analisis Estimasi Kunjungan Kapal di PPI Banyutowo ………..…. 56
15. Analisis Kebutuhan BBM di PPI Banyutowo tahun 1999 – 2003 … 58
16. Analisis Estimasi Kebutuhan BBM ………………………………... 59
17. Analisis Faktor Internal ( Kekuatan ) ………………………….……. 60
18. Analisis Faktor Internal ( Kelemahan ) ………….…………………. 61
19. Analisis Faktor Eksternal ( Peluang ) …………………………….. 62
20. Analisis Faktor Eksternal ( Ancaman ) …………………………….. 63
21. Analisis Hasil Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal ……….…. 65
22. Hasil Penghitungan Internal Factor Analysis Strategic (IFAS) …….. 69
23. Hasil Penghitungan External Factor Analysis Strategic (EFAS) ….… 69
24. Matriks Analisis SWOT …………………………………………….. 71
25. Tabulasi Pembobotan Strategi dari Matriks QSP …….…………….. 72

2.1. Pengertian Pangkalan Pendaratan Ikan ( PPI )
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Nomor : 604/ Kpts/OT.210/9/95 tertanggal 7 September 1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelabuhan Perikanan, bahwa pelabuhan perikanan dibagi dalam 4 (empat) kelas yakni :
1.Pelabuhan Perikanan Samudera.
Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah ZEE Indonesia dan perairan internasional. Lokasi pelabuhan dimaksud di DKI Jakarta dan Kendari (Sulawesi Tenggara).
2. Pelabuhan Perikanan Nusantara.
Pelabuhan ini direncanakan terutama untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan di perairan wilayah dan ZEE Indonesia. Lokasi pelabuhan dimaksud di Belawan dan Sibolga (Sumatera Utara), Bungus (Sumatera Barat), Pelabuhan Ratu (Jabar), Pekalongan dan Cilacap (Jateng) serta Brondong
(Jatim).
3. Pelabuhan Perikanan Pantai.
Pelabuhan ini direncanakan untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai. Lokasi pelabuhan dimaksud di Lampulo (Aceh), P. Telo (Sumatera Utara), Sikakap (Sumatera Barat), Tarempa (Riau), Tanjung Pandang (Sumatera Selatan), Karanghantu (Jawa Barat), Karimun Jawa (Jawa Tengah), Bawean dan Prigi (Jawa Timur), Labuhan Lombok (NTB), Kupang (NTT), Teluk Batang (Kal. Barat), Hantipan (Kalimantan Tengah), Tarakan (Kalimantan Timur), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Dagho (Sulawesi Utara), Ternate (Maluku) serta Sorong (Irian Jaya).
4. Pangkalan Pendaratan Ikan.
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) merupakan tempat bertambat dan labuh perahu / kapal perikanan, tempat pendaratan hasil perikanan dan merupakan lingkungan kerja ekonomi perikanan yang meliputi areal perairan dan daratan, dalam rangka memberikan pelayanan umum dan jasa untuk memperlancar kegiatan perahu / kapal dan usaha perikanan. Lebih lanjut PPI merupakan salah satu unsur prasarana ekonomi yang dibangun
dengan maksud untuk menunjang tercapainya pembangunan perikanan terutama untuk perikanan skala kecil. Pangkalan pendaratan ikan ini untuk mendukung kegiatan penangkapan ikan di daerah pantai dan lokasinya tersebar di seluruh Indonesia..
Pengklasifikasian pelabuhan perikanan menjadi 4 tersebut didasarkan atas ketersediaan fasilitas untuk memberikan pelayanan kepada para pengguna yang ada di pelabuhan perikanan yang bersangkutan. Semakin besar kemampuan fasilitas untuk menampung dan memberikan pelayanan kepada para pengguna akan semakin tinggi kelasnya.
Peranan Pangkalan Pendaratan Ikan sangat strategis, maka pengelolaannya harus dilakukan secara profesional agar aset pembangunan tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat nelayan dan pada gilirannya akan dapat memberikan kontribusi berupa pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah setempat, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1996 / 1997).
Fasilitas yang tersedia di PPI terdiri dari fasilitas dasar (pokok), fasilitas
fungsional dan fasilitas pendukung, (Direktorat Jenderal Perikanan, 1996/ 1997).
2.1.1. Fasilitas Pokok
Merupakan fasilitas yang harus ada dan berfungsi untuk melindungi pelabuhan ini dari gangguan alam, tempat membongkar ikan hasil tangkapan dan memuat perbekalan, serta tempat tambat labuh kapal-kapal penangkap ikan. Fasilitas dasar ini meliputi: :
a. Penahan Gelombang (Piers)
b. Alur Pelayaran
c. Kolam Pelabuhan
d. Dermaga
2.1.2. Fasilitas Fungsional
Fasilitas yang berfungsi untuk memberikan pelayanan dan manfaat langsung yang diperlukan untuk kegiatan operasional suatu pelabuhan perikanan. Fasilitas fungsional ini terdiri dari :
a. Gedung Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
b. Sarana Logistik
c. Sarana Handling atau Processing Ikan
d. Ssarana untuk Perbaikan / Perawatan
e. Sarana untuk Crew Kapal
f. Sarana Komunikasi dan Navigasi
2.1.3. Fasilitas Penunjang
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang secara tidak langsung mempertinggi peranan pelabuhan perikanan dan tidak termasuk fasilitas dasar atau fungsional, yaitu meliputi .
a. Kantor administrasi (Adpel, Syahbandar, Bea Cukai, Keamanan, dan lainlain).
b. Toko / warung serba ada (Waserda).
c. Balai pertemuan nelayan.
d. Perumahan karyawan / mess operator
e. MCK umum
f. Sarana ibadah
g. Sarana kesehatan
h. Perumahan / pemukiman nelayan
i. Tempat penginapan nelayan
j. Saluran drainase dan fasilitas kebersihan lainnya.
k. Fasilitas pembersih limbah kapal dan industri perikanan

Gambaran Umum kabupaten pati
Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur, terletak diantara 1100,20’ – 1110,15’ BT dan 60,25’ – 70,00’ LS. Dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Jepara dan Laut Jawa, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora, 

Letak dan luas wilayah Desa Banyutowo
Desa Banyutowo berada di wilayah Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah. Jarak Desa Banyutowo adalah sekitar 95 km atau kurang lebih 3 jam perjalanan ke sebelah timur dari Ibukota Propinsi Jawa Tengah (Semarang) dan berjarak 20 km sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Pati. Luas wilayah Desa Banyutowo adalah 115,880 Ha, terdiri dari tanah sawah 22,190 Ha, pekarangan / bangunan 31,285 Ha, tambak/ kolam 60,655 Ha dan sungai, jalan, kuburan seluas 1,750 Ha.