Selasa, 27 November 2012

STUDI PENDUGAAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN SELAYAR

STUDI PENDUGAAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN SELAYAR

File Lengkap silahkan

Kondisi umum Kabupaten Selayar
Kabupaten Selayar secara geografis terletak antara 5° 42' - 7° 35' lintang selatan dan 120° 15' - 122° 30' bujur timur dengan batasan wilayah sebagai berikut
• Sebelah Utara : Kabupaten Bulukumba
• Sebelah Timur : Laut flores
• Sebelah Barat : Laut Flores dan Selat Makassar
• Sebelah Selatan : Propinsi Nusa Tenggara Timur
Luas wilayah Kabupaten Selayar adalah 903,35 km², secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Selayar terbagi menjadi 10 kecamatan.

Sumberdaya Perikanan
Potensi sumberdaya perikanan di kecamatan kepulauan secara terperinci belum ada, karena terkait dengan pendugaan stok yang melalui pendekatan dengan cara penghitungan Maksimum Suistainable Yield (MSY) dimana membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menentukan besar nilai ketersediaan sumberdaya perikanan. Oleh karena itu penentuan potensi sumberdayanya didekati dari potensi lestari sumberdaya perikanan Laut Flores dan Teluk Bone, serta Selat Makassar. Luas perairan Laut Flores dan Teluk Bone kurang lebih 340.000 km2, dengan potensi lestari ikan pelagis kurang lebih 84.390 ton/tahun dan ikan demersal kurang lebih 72.160 ton/tahun (Dinas Perikanan Sulawesi Selatan, 1991). Dari hasil analisis peta dengan memperhitung area batasan laut dangkal untuk perikanan demersal dan area laut dalam untuk perikanan pelagik, diketahui luas kedua perairan tersebut untuk perikanan pelagis sekitar 333.000 km2, sedang untuk perikanan demersal sekitar 7.000 km2, sehingga diperoleh penyebaran ikan pelagis dianggap merata dengan kepadatan sekitar 0,25 ton/km2, sedang perikanan demersal sekitar 10,3 ton/km2. Luas perairan kecamatan kepulauan. Kabupaten Selayar sekitar 25.200 km2. Dari data-data tersebut, kemudian diestimasi potensi sumberdaya perikanan kecamatan kepulauan sebagai berikut: Potensi ikan pelagis sekitar 6330 ton/tahun dan ikan demersal diperkirakan sekitar 11.309 ton/tahun.

Jenis ikan pelagis besar yang ditangkap diperairan Selayar adalah Ikan Madidihang (Tuna Ekor Kuning), Ikan Cakalang, dan Ikan Layang. Menurut Uktolseja (1998), besarnya potensi lestari untuk Ikan Cakalang sebesar 28.449 ton/tahun, dan Ikan Madidihang sekitar 20.418 ton/tahun di Laut Flores dan Selat Makassar. Luas kedua perairan tersebut sekitar 605.800 km2, sehingga penyebaran Ikan Madidihang sekitar 0,05 ton/km2 sedang Ikan Cakalang sekitar 0,03 ton/km2. Estimasi besarnya potensi lestari Ikan Cakalang di kecamatan kepulauan sekitar 1266 ton/tahun, sedang Ikan Madidihang sekitar 759,6 ton/tahun. Sementara potensi Ikan Layang sebesar 401,4 ton/tahun, sedangkan potensi ikan pelagis lainnya sekitar 3903 ton/tahun.

Potensi Sumber Daya Perikanan Laut
Secara garis besar, sumberdaya kelautan dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu sumberdaya hayati yang dapat diperbaharui (renewable resources) dan sumberdaya nonhayati yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resources). Sumberdaya perikanan adalah sumberdaya alam yang dapat diperbaharaui sehingga dapat pulih kembali. Tingkat kepulihannya sangat tergantung pada daya dukung lingkungannya. Bila dieksploitasi melampaui batas maksimum lestarinya akan menyebabkan terjadinya tekanan yang berat bahkan bisa menimbulkan kepunahan terhadap sumberdaya perikanan tersebut.

Potensi sumberdaya ikan pelagis besar
Jenis ikan ini terutama hidup di perairan lepas pantai dan mengadakan migrasi yang jauh sampai melintasi samudera dengan kecepatan renang antara 27 km/jam sampai 75 km/jam. Kadang berenang ke pantai untuk mencari makanan, biasanya berenang bergerombol atau sendiri-sendiri. Yang termasuk ke dalam kelompok jenis ikan pelagis besar antara lain: tuna sirip kuning (Thunnus albacores), tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus alalunga), cakalang (Katsuwonus pelamis), tongkol (Auxis thazard), tenggiri (Scomberomorus commersoni), setuhuk, cucut, pedang, layaran. Alat tangkap yang umum digunakan adalah pancing joran (pole and line), pancing tonda (trolling line),