Selasa, 22 Maret 2011

Long Line



1. Definisi dan Klasifikasi Long line
   Long line adalah suatu pancing yang terdiri dari tali panjang (tali utama), kemudian pada tali tersebut secara berderet pada jarak tertentu diikatkan tali-tali pendek ( cabang tali) yang ujungnya diberi mata pancing (hook) (Subani-Barus, 1989). Long line termasuk dalam klasifikasi pancing dan sejenisnya.

2. Konstruksi Long line
   Menurut dewan pimpinan pusat asosiasi tuna longline Indonesia ( DPP-ATLI), long line terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :

a. Pelampung bola
   Pelampung bola biasanya terpasang pada ujung basket dari alat angkap. Pelampung bola ini terbuat dari bahan sintetik dengan dimeter 35 cm dan ada yang lebih besar. Untuk long line dengan jumlah basket 70 maka jumlah pelampung bola yang digunakan adalah 68 buah, pada ujungnya terdapat pipa setinggi 25 cm dan stiker scotlight yang sangat berguna bila alat tersebut terputus maka mudah menemukannya. Untuk melindungi pelampung-pelampung tersebut dari benturan yang dapat menyebabkan pecahnya pelampung tersebut, maka pelampung tersebut dibalut dengan anyaman tali polyetylene dengan diameter 5mm.
• Pelampung bendera: pelampung bendera merupakan pelampung yang pertama kali diturunkan pada waktu setting dilakukan. Biasanya diberi tiang (dari bambu atau bahan lain) yang panjangnya bervariasi sekitar 7 m dan diberi pelampung. Supaya tiang ini berdiri tegak maka diberi pemberat.
• Pelampung lampu : pelampung ini biasanya menggunakan balon 5 watt yang sumber listriknya berasal dari baterai yang terletak pada bagian ujung atas pipa atau bagian bawah ruang yang kedap air. Pelampung ini dipasang pada setiap 15 basket yang diperkirakan hauling pada malam hari. Fungsinya adalah untuk penerangan pada malam hari dan memudahkan pencarian basket bila putus.
• Pelampung radio bouy : sebuah radio bouy dilengkapi dengan transmiter yang mempunyai frekuensi tertentu.daerah tranmisinya bisa mencapai 30 mil. Jika dalam pengoperasian long line menggunakan radio bouy, maka kapal harus dilengkapi dengan radio direction finder (RDF). Peralatan ini berfungsi untuk menunjukan arah lokasi radio bouy dengan tepat pada waktu basket putus.
b. Tali pelampung
   Tali pelampung berfungsi untuk mengatur kedalaman dari alat penangkap sesuai dengan yang dikehendaki.tali pelampung ini biasanya terbuat dari bahan kuralon.
c. Tali utama (main line)
   Tali utama atau main line adalah bagian dari potongan-potongan tali yang dihubungkan antara satu dengan yang lain sehingga membentuk rangkaian tali yang sangat panjang. Tali utama harus cukup kuat karena menanggung beban dari tali cabang dan tarikan ikan yang terkait pada mata pancing. Pada kedua ujung main line dibuat simpul mata. Main line biasanya terbuat dari bahan kuralon yang diameternya 0,25 inci atau lebih. Panjang main line tergantung dari panjang dan jumlah branch line, karena setiap penemuan kedua ujung main line merupakan tempat pemasangan branch line.
d. Tali cabang (branch line)
   Bahan dari tali cabang biasanya sama dengan tali utama, perbadaanya hanya pada ukuran saja,dimana ukuran tali cabang lebih kecildari tali utama.satu set tali cabang ini terdiri dari tali pangkal, tali cabang utama, wire leader yang berfungsi agar dapatmenahan gesekan pada saat ikan terkait pada pancing, dan pancing yang terbuat dari bahan baja, biasanya menggunakan pancing no.7

3. Kelengkapan dalam Unit Penangkapan Ikan
3.1 Kapal
     Kapal yang digunakan untuk pengoperasian long line mempunyai beragam ukuran, mulai dari ukuran 12-15 m sampai ukuran kapal untuk skala industri. Fungsi kapal adalah untuk mengangkut alat tangkap dan hasil tangkapan
3.2 Nelayan
     Dalam operasi penangkapan, long line biasanya dioperasikan oleh nelayan yang masing-masing bertugas sebagai juru mudi, juru mesin, dan anak buah kapal (ABK). Juru mudi bertugas sebagai pencari daerah fishing ground yang tepat, mengemudikan kapal dari fishing base ke fishing ground dan sebaliknya. Tugas dari juru mesin adalah bertanggung jawab dengan keadaan mesin, memeriksa keadaan mesin sebelum dan sesudah operasi. ABK bertugas menebar long line dan mengangkat long line, memperbaiki alat yang rusak dan memisahkan ikan yang tertangkap dari alat.
3.3 Alat Bantu
    Alat bantu yang digunakan untuk mempermudah kegiatan pengoprasian longline antara lain adalah : radar, RDF, line hauler, marline spike, catut potong, ganco, sikat baja, jarum pembunuh, pisau, dan lain-lain (DPP-ATLI, 2009)
3.4 Umpan
     Pada saat pengoprasian long line, umpan yang digunakan biasanya umpan yang berukuran 15 cm atau lebih, seperti lemuru (Sardinella longicep), belanak (Mugil sp.) layang (Decapterus sp.), kembung (Restralliger sp.), banbeng (Chanos chanos), pasipic sauri (Cololabis saira), (Subani-Barus, 1989).

4. Metode Pengoperasian Alat
   Menurut Subani Barus (1989) cara mengoperasikan long line adalah sebagai berikut : pertama, mempersiapkan umpan dengan jumlah yang sama dengan jumlah mata pancing yang akan dioperasikan. Selanjutnya anak buah kapal mengambil posisi masing-masing sesuai tugas dan kapal dikurangi kecepatannya sampai 3-4 mil/jam. Kedua, pelampung tanda beserta tali pelampungnya di lepaskan, kemudian tali utama diikuti oleh tali pancing sekaligus mata pancing yang telah diberi umpan. Tali utama dilepaskan dan yang terakhir disambungkan dengan satuan rawai berikutnya melalui sepotong tali penyambung. Ketiga, setelah long line di biarkan selama 5-6 jam setelah pelepasan pancing, long line akan ditarik kembali. Penarikan dilakukan dari bagian depan kapal dengan bantuan alat penarik (line hauler). Penarikan dimulai dari tiang bendera pada pelampung tanda serta pemberat. Selanjutnya tali utama, tali cabang beserta mata pancingnya juga di tarik ke atas geladak kapal. Keempat, bila pada mata pancing ada ikan ynag tertangkap, maka ikan-ikan akan diambil oleh nelayan.

5. Daerah Pengoperasian
   Daerah pengoperasian long line tergantung pada sasaran tangkap. Apabila ikan yang akan ditangkap adalah ikan yang hidup di kolom perairan, maka long line cukup dipasang pada kedalaman 50-350 m. Akan tetapi apabila yang akan ditangkap adalah ikan dasar laut, maka alat harus di pasang di dasar perairan (Dahuri 2001)

6. Hasil Tangkapan
    Jenis- jenis ikan hasil tangkapan menggunakan long line antara lain : Jenis-jenis ikan tuna yang didapat terdiri atas yellowfin (Thunnus thynnus), bigeye (Thunnus obesus) , southern bluefin (Thunnus maccoyii) dan albacore (Thunnus alalunga). Adapun jenis-jenis ikan tangkapan sampingannya meliputi cucut moro (Isurus oxyrinchus), setan (Sarda chiliensis lineolata), sailfish (Istiophorus platypterus), setuhuk (Tetrapturus sp.), pedang (Xiphias gladius), cakalang (Katsuwonus pelamis), alu-alu (Sphyraena barracuda), layur (Trichiurus lepturus), dan tongkol (Auxis thazard) (Gumelar, 2003).

Daftar Pustaka
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989. Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. 2005

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Tuna Longline Indonesia ( DPP-ATLI). 2009. Tuna Long Line. http://atlibali.com/?Tuna_Longline. ( 04 Oktober 2010)

Gumelar, AR. 2003. Perbandingan jenis umpan bandeng (Chanos chanos) dan layang (Decapterus russelli) terhadap hasil tangkapan ikan tuna pada penangkapan dengan rawai tuna di perairan Samudera Hindia sebelah barat Sumatera. Skripsi (tidak dipublikasikan). Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor : Bogor.