Antara Ketakwaan dan Lingkungan
Go green adalah suatu kalimat yang muncul
ketika sebagian masyarakat di bumi ini sadar akan perlunya kelestarian alam,
tetapi apakah kita bisa melaksanakan program tersebut tanpa didasari ketakwaan?
Karena dengan ketakwaan kita bisa menjadi seorang yang kontributif terhadap
lingkungan.
Berikut ini
adalah fakta fakta mengenai kerusakkan lingkungan yang terjadi dewasa ini:
a)
Pemanasan global, yang diakibatkan efek rumah kaca, sehingga
mengakibatkan iklim dibumi menjadi tidak menentu. Dan hal ini mulai dapat kita
rasakan sekarang.
b)
Peningkatan kecil rotasi bumi, karena ketidakseimbangan
yang terjadi di dalam perut bumi sehingga rotasi bumi meningkat dan pergeseran
lempeng bumi pun semakin cepat
c)
Terjadinya perubahan pola peruntukan tanah, pembangunan
perumahan mulai merabah ke pedesaan dan menggantikan lahan pertanian, sehingga
dapat merusak keseimbangan alam.
d)
Sebesar ¾ pembuangan gas yang mencemari udara
dihasilkan oleh mobil, sejak saat ini hingga 2030 penyebaran mobil di dunia
dapat mencapai 1 milyar bahkan lebih,.
Seiring semakin maraknya kerusakkan yang terjadi di bumi ini, bersamaan
dengan itu pula berbagai macam kebijakkan diluncurkan. Tapi kenapa
perealisasiannya tidak dapat kita rasakan???
Hal ini dikarenakan tingkat ketakwaan pada diri masyarakat maupun pejabat
yang membuat kebijakan masih rendah, orang yang bertakwa pasti akan memegang
amanah dengan baik, sehingga kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah akan
dilaksanakan dengan baik.
Selain itu manusia yang religius dan bertakwa selalu merasa antara
dirinya dan alam memiliki keterkaitan dan akan menganggap alam sebagai
sahabatnya, sehingga dia akan aktif dalam menjaga lingkungan.
Tuhan menyebut alam lingkungan
sebagai nikmat besar yang diberikan-Nya untuk manusia agar dapat dimanfaatkan
dalam kehidupannya secara benar., Allah berfirman (dalam QS. Jaatsiyah: 13), “Dan
Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi, semuanya
berasal dari-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” Dengan demikian, manusia
sebagai khalifah Tuhan di muka bumi memiliki kemampuan dan kesempatan untuk
memanfaatkan alam semesta bagi kehidupannya, baik di bumi, maupun di langit, tetapi
selain diberi wewenang manusia juga memiliki kewajiban untuk menjaga dan cepat
tanggap (responsif) terhadap lingkungan, Allah SWT berfirman (QS.. Ar-Ruum: 41),, “Telah tampak kerusakan di
darat dan di laut yang disebabkan oleh perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki supaya mereka merasakan sebagian dari perilaku mereka itu supaya
mereka kembali (ke jalan yang benar).”
Apabila semua
pemeluk agama bertakwa kepada Tuhannya masing-masing, dan menjalankan apa yang
diperintahkanNya, dan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kelestarian
alam, maka keseimbangan alam pun akan senantiasa terjaga, dan itulah hubungan
yang sinkron antara ketakwaan dan lingkungan, dan dengan ketakwaanlah kita
menjadi orang yang aktif responsif dan kontributif terhadap lingkungan.