Firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 103:
“Ambillah
sedekah dari sebagian harta mereka. Dengan sedekah itu kamu mensucikan
mereka... “
Dalam firman Allah surat Al-Ma’arij ayat 19 –
25:
“Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan
ia berkeluh kesah. Tapi bila mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang –
orang yang melaksanakan shalat, yang tetap setia mengerjakan shalatnya. Dan
orang – orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu bagi orang miskin
yang meminta dan bagi orang yang tidak mempunyai apa – apa”
Dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 277:
“Sesungguhnya
orang – orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, mendirikan shalat, dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati”
Dalam firman Allah surat Ash-Shaff ayat 10 –
13:
“Hai
orang – orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu usaha yang dapat
menyelamatkan kamu dari azab yang pedih, (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahuinya. Allah akan mengampuni dosa – dosamu dan
memasukkan kamu kedalam surga yang mengalir dibawahnya sungai – sungai, dan ke
tempat tinggal yang terbaik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang
besar. Dan karunia lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan
kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira ini kepada
orang orang yang beriman”
Didalam ayat – ayat diatas, banyak janji Allah
bagi orang – orang yang mau melaksanakan zakat dan berjuang dengan harta dan
jiwanya. Janji Allah yaitu mereka akan dibersihkan (disucikan) dari berbagai
sifat tercela, seperti berkeluh kesah dan kikir. Janji Allah bagi mereka yaitu di
jauhkan dari dosa dan mereka akan
dimasukkan kedalam surga dan diberi tempat tinggal yang terbaik. (Ruhama, 1996)
Orang yang beriman ialah orang yang selalu
beribadah kepada Allah, selalu ingat kepada Allah, melaksanakan zakat,
mendirikan shalat dan ibadah – ibadah lain yang sifatnya wajib maupun sunnah.
Orang yang beriman selalu memikirkan nasib orang miskin, memperhatikan anak
yatim menyantuni anak yatim dan lain sebagainya. Sedangkan orang yang kikir
ialah orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak memperhatikan
kebutuhan orang lain yang ada di sampinya.
Orang yang taat beribadah selalu mempunyai
hati bersih, jauh dari sifat dengki, kikir, sombong atau ria, tamak dan lain
sebagainya. Orang yang kikir mempunyai sifat yang buruk seperti ria atau
sombong dan tidak peduli terhadap sesamanya. Bahkan sesama kerabatnyapun
dilupakan demi harta yang ia miliki. Bagi orang yang kikir akan berfikir akan
hartanya yang berkurang. Padahal, orang yang melaksanakan zakat hartanya tidak
akan pernah habis. Bahkan Allah akan melipatgandakan harta yang telah
dizakatkan oleh hambanya.
Allah memuji sifat dan perbuatan orang – orang
yang dengan ikhlas membantu orang – orang miskin dan anak yatim.
Allah berfirman
dalam surat Al-Insan ayat 8 – 12
“Dan
mereka memberikan makanan yang di sukainya kepada orang miskin, anak yatim dan yang
di tawan. Sesungguhnya (kata mereka) kami memberi makanan kepadamu hanyalah
untuk mengharapkan ridha Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak
pula ucapan terima kasih. Yang kami takutkan dari tuhan kami, ialah hari
bermuram durja, hari malapetaka. Maka Allah menyelamatkan mereka dari keburukan
bencana itu, dan mencurahkan kepada mereka cahaya dan kegembiraan. Dan Allah
memberikan balasan kepada merek, karena kesabaran mereka (dengan) surga dan
(pakaian) sutra”
Orang yang di puji dan dijanjikan akan dibalas
Allah dengan surga adalah mereka yang menggunakan hartanya dengan cara yang
diridhai Allah (zakat). Amal kebaikan yang diberikan kepada orang miskin hanyalah
karena Allah dan bukan karena mengharapkan pujian dari orang lain. Allah memerintahkan kepada menusia untuk
menafkahkan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan dan memberikan
sesuatu yang baik kepada mereka (orang miskin).
Sesuai dengan firman Allah
surat Al-Baqarah ayat 261:
“perumpamaan
orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (seperti kepentingan pendidikan,
kesehatan), ialah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh tangkai, dan
pada tiap tangkai terdapat seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi
siapa yang Dia kehendaki. Allah maha luas (karunia-Nya) lagi maha mengetahui”
Allah tidak hanya menyerukan kepada manusia
untuk menafkahkan hartanya kepada orang miskin tetapi juga menyerukan kepada
manusia untuk mengeluarkan hartanya untuk kepentingan pendidikan seperti
perbaikan sekolah, pemberian beasiswa, dan lain – lain. Islam memberi perhatian
yang besar kepada lembaga kemasyarakatan lainnya seperti rumah sakit, panti
asuhan, masjid dan lain – lain.
Pada surat Al-Baqarah ayat 261, dapat kita
renungkan untuk kemudian di amalkan. Dalam satu buah biji akan tumbuh tujuh tangkai dan dalam satu tangkai terdapat
100 butir bibit. Jika seandainya 700 bibit itu di tanamkan lagi, mungkin berapa
besar nikmat Allah yang diberikan kepada manusia (Ruhama, 1996).
Dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 267:
“Hai
orang - orang yang beriman nafkahkanlah
sebagian yang baik – baik dari hasil usahamu dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk – buruk dari
padanya untuk dinafkahkan. Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya, kecuali
dengan mata tertutup. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi sangat terpuji”
Allah mengajarkan kepada orang beriman untuk
sopan santun dalam melaksanakan ibadah
beramal. Harta yang akan di zakatkan kepada orang lain haruslah memilih yang
paling baik jangan sampai zakat yang kita berikan kepada orang lain adalah yang
paling buruk. Jika ada dua makanan antara yang baru dan makanan yang lama, maka
ambillah makanan yang baru untuk diberikan. Jika itu berupa barang –
barang, maka berilah barang yang terbaik
untuk diberikan kepada orang lain. Pada jaman sekarang, orang – orang lebih
cenderung memberi sebagian harta mereka yang lebih buruk dari yang dia punya
(Ruhama, 1996).
Dalam firman Allah surat Al-Baqarah ayat 177:
“Bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke arah barat itu suatu kebaikan.
Sesungguhnya kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat –
malaikat, kitab – kitab dan nabi – nabi, dan memberikan harta yang di cintainya
kepada karib kerabatnya, anak – anak yatim, orang – orang miskin, musafir
(orang – orang yang sedang melakukan perjalanan), orang yang minta – minta, dan
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunuaikan zakat dan orang – orang yang
menepati janji bila ia berjanji, dan orang – orang yang sabar dalam kesempitan,
penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang – orang yang benar dan
mereka itulah orang – orang yang bertaqwa”
Berdasarkan ayat diatas dan ayat sebelumnya
bahwa zakat merupakan ibadah yang dapat membersihkan kita dari sifat – sifat
yang buruk.