Minggu, 04 November 2012

Sedang Beri Penjelasan, PT MRT Ditinggal Jokowi


Penulis : Kurnia Sari Aziza | Selasa, 30 Oktober 2012 | 17:27 WIB
 
Photo: ANDREAN KRISTIANTO 
 
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi-Basuki, memimpin pertemuan dengan lurah dan camat di Balai Agung Kompleks Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012). Pertemuan yang di hadiri oleh Bupati, Walikota, Lurah, dan Camat se-Jakarta tersebut bertujuan untuk memberikan pengarahan mengenai birokrasi yang dapat melayani masyarakat dan harus memulai pelayanan masyarakat tepat waktu sehingga semakin optimal.
 
JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak PT MRT kembali memaparkan megaproyek mass rapid transit (MRT) yang masih belum mendapat persetujuan. Namun, tiba-tiba Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meninggalkan tempat pertemuan.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dari ruangan kerjanya pun langsung bergegas turun ke ruangan Rapim dan mengambil alih pertemuan tersebut. Sementara Jokowi terus berjalan keluar gedung.

Rupanya, Jokowi sudah punya janji dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas permasalahan kemacetan dan perhubungan di Jakarta. Saat menuju mobil, dia sempat melayani wartawan yang menanyakan alasan dia keluar dari pertemuan tersebut.

"Saya spartan, minta penjelasan. Intinya kita ingin clear, tapi kalau penjelasan belum komplet, ya saya juga enggak akan menyetujui," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (30/10/2012).

Jokowi pun tidak mengetahui sampai kapan perundingan dengan PT MRT akan menemukan titik terang. Ia menyerahkan kepada PT MRT untuk memberi pemaparan yang jelas dan terang.

"Ya, tergantung yang menjelaskan. Kalau mereka bisa menjelaskan letter of investment dan jumlah penumpang yang ada pada jalur tersebut. Dan MRT kan BUMD, banyak yang belum dijawab secara clear," katanya.

Jokowi menyatakan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait proyek MRT. Dia tidak mau proyek yang menelan biaya lebih dari 15,5 triliun ini berhenti di tengah jalan.

"Kan kita tahu ada empat yang kolaps. Kalau nanti MRT Jakarta kolaps, akan diambil alih oleh Pemda, itu kita harus hati-hati. Kan kemarin sudah dijelaskan, tapi saya enggak nangkep. Sekarang saya sudah agak nangkep. Ini bukan evaluasi, saya hanya tanya terkait dengan perjanjian," ujarnya.
 
Editor :
Ana Shofiana Syatiri