Penulis : Kurnia Sari Aziza | Selasa, 30 Oktober 2012 | 17:27 WIB
Photo: ANDREAN KRISTIANTO
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Jokowi-Basuki, memimpin
pertemuan dengan lurah dan camat di Balai Agung Kompleks Balai Kota,
Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (25/10/2012).
Pertemuan yang di hadiri oleh Bupati, Walikota, Lurah, dan Camat
se-Jakarta tersebut bertujuan untuk memberikan pengarahan mengenai
birokrasi yang dapat melayani masyarakat dan harus memulai pelayanan
masyarakat tepat waktu sehingga semakin optimal.
JAKARTA, KOMPAS.com — Pihak PT MRT kembali
memaparkan megaproyek mass rapid transit (MRT) yang masih belum mendapat
persetujuan. Namun, tiba-tiba Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
meninggalkan tempat pertemuan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dari ruangan kerjanya pun langsung bergegas turun ke ruangan Rapim dan mengambil alih pertemuan tersebut. Sementara Jokowi terus berjalan keluar gedung.
Rupanya, Jokowi sudah punya janji dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas permasalahan kemacetan dan perhubungan di Jakarta. Saat menuju mobil, dia sempat melayani wartawan yang menanyakan alasan dia keluar dari pertemuan tersebut.
"Saya spartan, minta penjelasan. Intinya kita ingin clear, tapi kalau penjelasan belum komplet, ya saya juga enggak akan menyetujui," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (30/10/2012).
Jokowi pun tidak mengetahui sampai kapan perundingan dengan PT MRT akan menemukan titik terang. Ia menyerahkan kepada PT MRT untuk memberi pemaparan yang jelas dan terang.
"Ya, tergantung yang menjelaskan. Kalau mereka bisa menjelaskan letter of investment dan jumlah penumpang yang ada pada jalur tersebut. Dan MRT kan BUMD, banyak yang belum dijawab secara clear," katanya.
Jokowi menyatakan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait proyek MRT. Dia tidak mau proyek yang menelan biaya lebih dari 15,5 triliun ini berhenti di tengah jalan.
"Kan kita tahu ada empat yang kolaps. Kalau nanti MRT Jakarta kolaps, akan diambil alih oleh Pemda, itu kita harus hati-hati. Kan kemarin sudah dijelaskan, tapi saya enggak nangkep. Sekarang saya sudah agak nangkep. Ini bukan evaluasi, saya hanya tanya terkait dengan perjanjian," ujarnya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dari ruangan kerjanya pun langsung bergegas turun ke ruangan Rapim dan mengambil alih pertemuan tersebut. Sementara Jokowi terus berjalan keluar gedung.
Rupanya, Jokowi sudah punya janji dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas permasalahan kemacetan dan perhubungan di Jakarta. Saat menuju mobil, dia sempat melayani wartawan yang menanyakan alasan dia keluar dari pertemuan tersebut.
"Saya spartan, minta penjelasan. Intinya kita ingin clear, tapi kalau penjelasan belum komplet, ya saya juga enggak akan menyetujui," kata Jokowi di Balaikota DKI, Jakarta, Selasa (30/10/2012).
Jokowi pun tidak mengetahui sampai kapan perundingan dengan PT MRT akan menemukan titik terang. Ia menyerahkan kepada PT MRT untuk memberi pemaparan yang jelas dan terang.
"Ya, tergantung yang menjelaskan. Kalau mereka bisa menjelaskan letter of investment dan jumlah penumpang yang ada pada jalur tersebut. Dan MRT kan BUMD, banyak yang belum dijawab secara clear," katanya.
Jokowi menyatakan sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait proyek MRT. Dia tidak mau proyek yang menelan biaya lebih dari 15,5 triliun ini berhenti di tengah jalan.
"Kan kita tahu ada empat yang kolaps. Kalau nanti MRT Jakarta kolaps, akan diambil alih oleh Pemda, itu kita harus hati-hati. Kan kemarin sudah dijelaskan, tapi saya enggak nangkep. Sekarang saya sudah agak nangkep. Ini bukan evaluasi, saya hanya tanya terkait dengan perjanjian," ujarnya.
Editor :
Ana Shofiana Syatiri